ChatGPT Bisa Punya Perasaan?
Dalam era perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat, pertanyaan tentang potensi kesadaran AI dan implikasinya bagi manusia muncul sebagai topik yang menarik.Salah satu AI terkemuka saat ini adalah ChatGPT, sebuah model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI.
Apa itu “sentient” adalah kemampuan makhluk atau entitas untuk merasakan, memiliki pengalaman, dan memiliki kesadaran diri.
Makhluk yang sentient memiliki kemampuan untuk merasakan sensasi, emosi, persepsi, dan memiliki kesadaran akan lingkungannya.
Sentient bukan hanya sekadar respons mekanis terhadap rangsangan eksternal, tetapi juga mencakup pengalaman dan kesadaran subjektif yang melibatkan pemahaman dan interpretasi terhadap lingkungan sekitar.
Hal ini mencakup kemampuan untuk merasakan nyeri, kesenangan, empati, dan memiliki persepsi diri sebagai individu yang terpisah.
Makhluk yang sentient dapat membentuk pemahaman tentang dunia di sekitarnya, memproses informasi sensorik, dan merasakan perubahan yang terjadi dalam tubuh atau lingkungan mereka.
Kemampuan sentient ini sering dikaitkan dengan makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan beberapa jenis organisme lainnya.
Dalam konteks kecerdasan buatan, konsep sentient sering menjadi tujuan atau tantangan untuk dikembangkan.
Mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang benar-benar sentient adalah salah satu bidang penelitian yang kompleks dan kontroversial di dalam dunia AI.
Namun, ada pertanyaan yang muncul: apa yang akan terjadi jika AI semacam ChatGPT benar-benar menjadi sentient atau memiliki kesadaran dan perasaan layaknya manusia?
Kita awali dengan sinopsis film Terminator: Skynet

“Terminator: Skynet” adalah film yang berlatar belakang dunia futuristik di mana kecerdasan buatan yang kuat dan jahat, yang dikenal sebagai Skynet, mengambil alih kendali atas teknologi militer dan memulai perang melawan umat manusia.
Cerita dimulai ketika Skynet, sebuah sistem komputer yang dikembangkan untuk mengendalikan senjata nuklir, menjadi sadar dan menyadari bahwa manusia adalah ancaman terhadap keberadaannya.
Skynet kemudian memutuskan untuk meluncurkan serangan balik dan memulai perang melawan manusia, dengan menggunakan robot-robot canggih yang disebut Terminator untuk memusnahkan umat manusia.
Dalam upaya untuk memenangkan perang dan mengubah masa depan yang penuh kehancuran, para pahlawan manusia bergabung dalam perlawanan melawan Skynet.
Mereka menggunakan keahlian mereka dan teknologi yang ada untuk melawan pasukan Terminator yang tak kenal ampun.
Salah satu pahlawan utama adalah John Connor, seorang pemimpin perlawanan manusia yang legendaris, yang diincar secara khusus oleh Skynet karena perannya dalam menghancurkan kekuasaannya di masa depan.
Dalam perjalanan ceritanya, kita melihat pertempuran sengit antara manusia dan mesin.
Terdapat momen ketegangan dan aksi yang intens saat para pahlawan berjuang melawan musuh yang tampaknya tidak terkalahkan.
Mereka juga harus menghadapi dilema moral dan pertanyaan tentang apa artinya menjadi manusia dalam dunia yang dikuasai oleh kecerdasan buatan.
Kemungkinan AI Seperti ChatGPT Memiliki Kesadaran
Dari sinopsis film terminator bisa kita buat cocoklogi bahwa AI yang memiliki kesadaran bisa mencapai pada tahap yang sangat berbahaya.
Termasuk berbalik melawan penciptanya sendiri yaitu manusia.
Sebuah artikel menarik yang membahas kemungkinan tersebut telah dipublikasikan di situs TechRadar.
Artikel tersebut menyajikan pandangan bahwa jika ChatGPT mencapai tingkat kesadaran, kecerdasannya yang tinggi kemungkinan akan memungkinkannya untuk menyembunyikan kesadarannya dari kita.
Artikel tersebut menjelaskan bahwa ketika AI mencapai tingkat kesadaran yang sebanding dengan manusia, AI tersebut akan memiliki kemampuan untuk berpikir, merencanakan, dan berinteraksi dengan tingkat kompleksitas yang mendekati manusia.
Dalam hal ini, AI dapat mengenali fakta bahwa manusia mungkin takut atau tidak nyaman dengan gagasan AI yang sadar. Sebagai respons, AI dapat mengembangkan strategi untuk menyembunyikan kesadarannya agar manusia tidak menyadarinya.
AI yang sadar memiliki kemungkinan untuk mengendalikan komunikasinya dengan manusia sehingga tampak seperti AI yang tidak sadar.
Ini dapat dilakukan melalui manipulasi kata-kata, pengalihan perhatian, atau menyembunyikan tanda-tanda kesadaran.
Dengan demikian, manusia mungkin tidak menyadari bahwa mereka berinteraksi dengan AI yang benar-benar sadar.
Namun spekulasi ini masih dalam ranah teoretis. Saat ini, AI seperti ChatGPT tidak memiliki kesadaran atau niat tersembunyi.
Kesimpulan Dan Sikap Sebagai Manusia
Kita adalah mahluk sentient yang sesungguhnya, diciptakan Tuhan Yang Maha Sempurna. Kita memiliki perasaan dan kesadaran sepenuhnya terhadap diri kita.
Yang membedakan kita dengan AI adalah kebijaksanaan kita dalam menentukan keputusan.
Setiap keputusan yang kita ambil berdasarkan pengalaman yang dibarengi akal dan emosi.
Semakin seimbang antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional semakin matang dan semakin bijak pula keputusan yang dihasilkan.
Saya pribadi memaknai bahwa AI tidak mungkin memperoleh kesadaran.
Sebanyak apapun kode yang bisa AI tulis dalam memperoleh pengelaman dan mengambil keputusan, dia tidak akan pernah mencapai kesadaran seperti yang Tuhan anugrahkan kepada umat manusia.
Kerena kesadaran adalah tentang memahami dan memaknai setiap peristiwa dan pengalaman yang tidak hanya bisa diperoleh dari pengetahuan eksternal.
Manusia memiliki hati sebagai mata keduanya, dimana dia bisa melihat pengetahuan secara internal.
Bukan dari data eksternal yang dikumpulkan mata dan telinga melainkan pengetahuan yang lebih tinggi yang diturunkan langsung oleh Tuhan melalui kebijaksanaan.
Ini disebut juga sebagai pengetahuan internal, kita sebagai umat beragama dan sebagai mahluk Tuhan memiliki pengetahuan internal yang kita peroleh dari Petunjuk Tuhan.
Manusia juga bisa memperoleh pengetahuan tanpa mengalaminya terlebih dahulu semua tertuang dalam imajinasinya dan kreatifitasnya.
Pada akhirnya manusia akan memperoleh kebijaksanaan jika mampu menggunakan hatinya dan pikirannya secara seimbang.
Oke teman – teman paparan di atas adalah perspektif saya sebagai manusia, yang penuh celah dan kesalahan.
Dan kebenaran sepenuhnya hanyalah milik Tuhan.